AsbabunNuzul Surat Al-An'am memuat sebab-sebab turunnya sebagian ayat-ayat pada surat Al-An'am. For faster navigation, this Iframe is preloading the Wikiwand page for Asbabun Nuzul Surah Al-An'am . Home
Isi Kandungan, Tafsir dan Asbabun Nuzul Surat Hud ayat 117-119 Hud 11117 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Indonesian - Tafsir Jalalayn Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Indonesian - Bahasa Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Indonesian - Tafsir ibn Kathir Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya. Hud 11118 وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةً وَٰحِدَةًۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ Indonesian - Tafsir Jalalayn Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu pemeluk agama yang satu tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agama. Indonesian - Bahasa Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Indonesian - Tafsir ibn Kathir Tafsir ayat ini tidak diterangkan pada ayat 119. Dapatkan Aplikasi Quran GreentechApps Surat Hud 11119 إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ Terjemah Indonesian kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya.” Indonesian - Tafsir Jalalayn Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu artinya Allah telah menghendaki kebaikan bagi mereka sehingga mereka tidak berselisih pendapat tentangnya. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka sebagian di antara mereka ada yang suka berselisih dan sebagian yang lain ada yang diberi rahmat oleh-Nya sehingga mereka tidak berselisih mengenai agama. Kalimat Rabbmu telah diputuskan yaitu sesungguhnya Aku akan memenuhi Jahanam dengan jin dan manusia semuanya. Indonesian - Tafsir ibn Kathir Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia berkuasa untuk menjadikan seluruh manusia sebagai umat yang satu dalam hal keimanan atau kekufurannya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan-Nya dalam ayat yang lain melalui firman-Nya Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Yunus99 Firman Allah Swt. ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Maksudnya, perselisihan masih tetap ada di kalangan manusia dalam masalah agama, dan akidah mereka menjadi terbagi ke dalam berbagai mazhab dan pendapat. Ikrimah mengatakan bahwa mereka masih tetap berselisih pendapat dalam hal petunjuk. Al-Hasan Al-Basri mengatakan, mereka berselisih pendapat dalam masalah rezeki, sebagian dari mereka menguasai sebagian yang lain. Tetapi pendapat yang terkenal dan yang sahih adalah yang pertama tadi. Firman Allah Swt. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Artinya, kecuali orang-orang yang diberi rahmat dari kalangan para pengikut rasul-rasul, yaitu mereka yang tetap berpegang teguh kepada perintah-perintah agama yang diwajibkan atas diri mereka dan disampaikan oleh rasul-rasul Allah kepada mereka. Demikianlah keadaan mereka secara terus-menerus hingga datanglah Nabi Saw. sebagai akhir dari para rasul dan para nabi, lalu mereka mengikutinya, membenarkan dan membantu perjuangannya. Akhirnya mereka beruntung karena meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, mereka adalah golongan yang diselamatkan, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan di dalam kitab-kitab musnad dan kitab-kitab sunnah melalui berbagai jalur yang sebagian darinya memperkuat sebagian yang lain, yaitu Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan sesungguhnya orang-orang Nasrani itu telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan kelak umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu golongan. Lalu para sahabat bertanya, "Siapakah mereka yang satu golongan itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab Orang-orang yang mengerjakan apa yang aku dan sahabat-sahabatku mengerjakannya. Imam Hakim meriwayatkannya di dalam kitab Mustadrak-nya dengan tambahan ini. Ata mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Yakni orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Majusi. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Yaitu orang-orang yang memeluk agama yang hanif agama Islam. Qatadah mengatakan bahwa orang-orang yang dirahmati oleh Allah adalah ahlul jama'ah, sekalipun tempat tinggal dan kebangsaan mereka berbeda-beda. Dan orang-orang yang ahli maksiat adalah ahli dalam perpecahan, sekalipun tempat tinggal dan kebangsaan mereka sama. Firman Allah Swt. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Al-Hasan Al-Basri —menurut suatu riwayat yang bersumberkan darinya— menyebutkan bahwa makna ayat ini ialah 'mereka diciptakan untuk berselisih pendapat'. Makki ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah menciptakan mereka dalam keadaan berpecah belah, yakni berbeda-beda. Pengertiannya sama saja dengan firman Allah Swt. dalam ayat yang lain, yaitu maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Huud105 Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah Allah menciptakan mereka untuk dirahmati. Ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muslim ibnu Khalid, dari Abu Najih, dari Tawus, bahwa pernah ada dua orang lelaki bersengketa kepadanya dengan persengketaan yang sengit. Lalu Tawus berkata, "Kalian sering bertengkar dan berselisih pendapat." Salah seorang di antara keduanya menjawab, "Memang demikianlah kita diciptakan.' Tawus berkata, "Kamu dusta." Lalu lelaki itu berkata, "Bukankah Allah Swt. telah berfirman 'tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.” Huud118-119?" Tawus berkata, "Allah tidaklah menciptakan mereka agar mereka berselisih pendapat, tetapi Dia menciptakan mereka agar bersatu dan untuk dirahmati." Seperti yang telah diriwayatkan oleh Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa mereka diciptakan untuk dirahmati, bukan untuk diazab. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ad-Dahhak, dan Qatadah. Kesimpulan pendapat ini merujuk kepada pengertian yang terkandung di dalam firman Allah Swt. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Adz Dzaariyaat56 Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah bahwa untuk rahmat dan perselisihan Allah menciptakan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri dalam suatu riwayat yang bersumberkan darinya sehubungan dengan makna firman-Nya ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Bahwa manusia itu senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agamanya hingga terbagi-bagi menjadi berbagai macam pendapat. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Maka barang siapa yang dirahmati oleh Tuhanmu, berarti dia tidak berselisih pendapat. Ketika dikatakan kepadanya, "Untuk itulah Allah menciptakan mereka." Al-Hasan Al-Basri menjawab, "Allah menciptakan sebagian dari mereka untuk surganya, sebagian yang lainnya untuk neraka-Nya, dan sebagian yang lain untuk azab-Nya." Firman Allah Swt. Kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan bahwa sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka kesemuanya. Allah Swt. menyebutkan bahwa telah ditetapkan di dalam qada dan takdirNya berkat pengetahuan-Nya yang Maha Sempurna dan kebijaksanaanNya yang Mahaperiksa, bahwa di antara makhluk yang diciptakan-Nya ada yang berhak mendapat surga, ada pula yang berhak mendapat neraka. Dan sudah merupakan suatu kepastian bahwa Dia akan memenuhi neraka Jahanam dari kedua jenis makhluknya, yaitu jin dan manusia. Allah mempunyai hujah yang kuat dan kebijakan yang sempurna dalam semua perbuatan-Nya. Di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Surga dan neraka mengadu kepada Allah. Surga berkata, "Mengapa aku, tiada yang memasuki aku kecuali hanya orang-orang yang lemah dan orang-orang yang rendah?” Neraka berkata, "Aku dipilih untuk tempat orang-orang yang angkuh dan orang-orang yang kelewat batas.” Maka Allah Swt. berfirman kepada surga, 'Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati orang yang Aku kehendaki denganmu.” Dan berfirman kepada neraka, 'Engkau adalah azab-Ku, Aku membalas denganmu terhadap orang yang Aku kehendaki. Dan bagi masing-masing dari kamu berdua Aku akan memenuhinya.” Adapun surga, maka di dalamnya masih terus-menerus terjadi lebihan hingga Allah menciptakan baginya suatu ciptaan yang membuat lebihan surga menjadi terisi. Sedangkan neraka, maka ia masih terus mengatakan, "Apakah masih ada tambahan lagi, " hingga Allah meletakkan padanya telapak kaki kekuasaan-Nya, maka saat itu barulah neraka mengatakan "Cukup, cukup, demi keagungan-Mu.”
Salahsatu nilai lebih dari ayat dan surah semacam ini -dimana terkadang tilawatnya menghilang secara mengelompok- adalah bahwa nasikh dan mansukh-nya itu tidak jelas dan kedua-dua kelompok telah hilang dari Al Qur'an serta terhapus dari pikiran. (Wahidi Naisyaburi, asbabun nuzul, 1402; Zarkasyi, ibid, 2/39).
Ayat 5, yaitu firman Allah ta’ala, “Ingatlah, sesungguhnya orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya Muhammad . Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” Huud 5 Sebab Turunnya Ayat Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya, “Ingatlah, sesungguhnya orang munafik itu memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya Muhammad…” katanya, “Dahulu ada sebagian orang yang malu membuang hajat karena kemaluannya akan terlihat langit dan malu menggauli istri karena kemaluannya akan terlihat langit, maka turunlah ayat ini tentang mereka.” 242 Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Abdullah bin Syaddad, katanya, “Dahulu seseorang apabila berpapasan dengan Nabi saw., memiringkan tubuhnya dan menyelimutkan pakaiannya agar tidak terlihat beliau. Maka turunlah ayat ini.” 243 Ayat 8, yaitu firman Allah ta’ala, “Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata “Apakah yang menghalanginya?” lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.” Huud 8 Sebab Turunnya Ayat Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah bahwa ketika turun firman-Nya, “Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka,…” al-Anbiyaa 1, “beberapa orang mengatakan, “Kiamat sudah dekat karena itu hentikan perbuatan jahat kalian!” Maka mereka sedikit menjauhi kekejian mereka. Kemudian mereka kembali melakukan makar kejahatan. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan,…” Ibnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Juraij. 244 Ayat 114, yaitu firman Allah ta’ala, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Huud 114 Sebab Turunnya Ayat Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa seorang laki-laki terlanjur mencium seorang wanita, lalu ia mendatangi Nabi saw. dan memberi tahu beliau. Maka Allah menurunkan firman-Nya, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” Laki-laki itu pun berkata, “Apakah ayat ini untukku?” Beliau menjawab, “Untuk semua umatku.” 245 At-Tirmidzi dan lain-lain meriwayatkan dari Abul Yasr, katanya, “Seorang wanita datang kepadaku hendak membeli kurma. Aku berkata padanya, Di dalam rumah ada yang lebih bagus mulutnya.’ Maka ia masuk bersamaku, lalu aku mendekatinya dan menciumnya. Kemudian akau menghadap Rasulullah dan memberi tahu beliau. Beliau pun bersabda, Beginikah caramu memperlakukan keluarga seseorang yang sedang pergi berperang di jalan Allah?’ Lama beliau merenung hingga Allah menurunkan wahyu kepadanya, ”Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”” 246 Hal senada diriwayatkan pula dari Abu Umaamah, Mu’adz bin Jabal, Ibnu Abbas, Buraidah, dan lain-lain. Saya sebutkan semua hadits mereka dalam Turjumaanul Qur’aan. 247 241. Ibnu Katsir 2/572 mengatakan bahwa ia surah Makkiyyah. Dalam hadits Sahl bin Sa’ad, ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Kepalaku beruban gara-gara surah Hud dan saudara-saudaranya al-Waaqi’ah, al-Haaqqah, dan Idzasy Syamsu Kuwwirat.” Hadits ini hasan dengan hadits-hadits lain yang menguatkannya, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi 3293 dalam at-Tafsiir. 242. Shahih. Al-Bukhari 4681 dalam at-Tafsiir, dan Ibnu Katsir 2/574. 243. Kata al-Qurthubi 4/349, “Ayat ini turun tentang al-Akhnas bin Syuraiq, seorang laki-laki yang pandai bicara. Ia mengatakan hal-hal yang menyenangkan kepada Rasulullah tapi hatinya menyembunyikan kejahatan. Ada yang mengatakan bahwa ayat ini turun tentang orang-orang munafik.” 244. Disebutkan oleh as-Suyuthi 3/349 dalam ad-Durrul Mantsuur. 245. Shahih, muttafaq alaih. Al-Bukhari 526 dalam Mawaaqiitush Shalaah dan Muslim 2763 dalam at-Taubah. 246. At-Tirmidzi 3115 dalam at-Tafsiir. Dan lihat Ibnu Katsir 4/606-607. 247. Lihat Fathul Baari 8/206-208, an-Nasa’i 268 dalam at-Tafsiir, dan Ahmad 1/245 dalam al-Musnad. Sumber Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie Gema Insani, hlm. 312-314. Post Views 1,883
Bukuini membahas tentang metodologi studi Islam bisa menjadi bahan rujukan untuk mata kuliah MSI Semoga bermanfaat dan jangan lupa diamalkan pada yang membutuhkan
Asbabun Nuzul Surah Al-An'am From Wikipedia, the free encyclopedia Asbabun Nuzul Surat Al-An'am memuat sebab-sebab turunnya sebagian ayat-ayat pada surat Al-An'am.
AlBaqarah Ayat 118, 119, dan 120. Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 118, 119, dan 120 وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللّٰهُ اَوْ تَأْتِيْنَآ اٰيَةٌ ۗ كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ
Ikhtisar Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, kaitannya dengan kandungan Hadis Bukhari Nomor 4310 Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 di dalamnya memaparkan mengenai tema "ujian untuk selalu jujur". Riwayat yang berkaitan dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 diantaranya adalah Hadis Bukhari nomor 4310 dalam kitab Shahih Bukhari. Mengenai isi hadis yang terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 ini, akan dielaborasi dipaparkan lebih detail pada kajian di bawah ini. Kajian Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, kaitannya dengan kandungan Hadis Bukhari Nomor 4310 Bismillahirrahmaanirrahiim... Alhamdulillah, pada kesempatan ini Asbabun Nuzul Quran bisa kembali berbagi Hadits/Hadis/Hadith macam-macam orang menyebutnya. Yaitu berbagi sebuah hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran Qur’an/al Qur’an, baik sebagai penjelasan, implementasi kandungan makna sebuah ayat, maupun sebagai Asbabun Nuzul sebuah ayat al Quran. Sebelumnya, kami telah berbagi Hadis Bukhari nomor 4308 yang matannya berkaitan dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 118. Bagi yang ingin menyegarkan kembali ingatan mengenai tulisan kami sebelumnya, bisa dikaji melalui link dengan judul Quran Surat at Taubah[9] ayat 118 Penjelasan . Pada tulisan ini, Asbabun Nuzul Quran akan kembali berbagi hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran. Mari kita kaji hadits di bawah ini! Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Abdur Rahman bin 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik dari 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik -dia adalah penuntun Ka'ab bin Malik- dia berkata; Aku mendengar Ka'ab bin Malik bercerita mengenai ketertinggalannya dari perang Tabuk. Demi Allah, setahu saya tidak ada seorang muslim yang telah di uji Allah dalam kejujuran ucapannya, yang ia lebih baik dari pada apa yang telah diujikan Allah kepada saya sejak saya ceritakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya tidak pernah bermaksud untuk berdusta kepada Rasulullah hingga sekarang ini. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Rasulullah-Nya shallallahu 'alaihi wasallam "Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar… hingga ayat 'dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.' Qs. At-Taubah 9 117-119. Keterangan Hadits Bukhari Nomor 4310 terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 118 Riwayat hadis tersebut berisi mengenai tema “ujian untuk selalu jujur”. Kutipan hadis di atas diambil kitab Shahih Bukhari dengan nomor 4310. Selain dari kitab Shahih Bukhari, hadis dengan sanad dan matan yang sama juga terdapat dalam kitab Fathul Bari nomor 4678. Menurut ijma ulama, hadis di atas termasuk dalam kategori hadis Shahih. Sehingga bisa dijadikan referensi yang baik untuk mengkaji makna sebuah ayat, maupun digunakan sebagai inspirasi dalam rangka mencari solusi atas sebuah permasalahan. hadis ini juga merupakan rujukan yang kuat untuk mendalami makna Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, dilihat dari sisi metode tafsir bil Ma’tsur khususnya tafsir Quran bil Hadis. Walaupaun, tidak sedikit hadis yang didalamnya menjelaskan keterkaitan ayat dengan ayat lainnya, atau yang disebut dengan istilah tafsir bil Ma’tsur ayat bil ayat. Sehingga bisa dikatakan bahwa kajian seperti ini, menurut teori metodologi tafsir bil ma’tsur merupakan “pintu gerbang” utama untuk membuka “tabir” makna secara utuh sebuah ayat al Quran. Dilihat dari sisi matannya isi/kandungan, hadis di atas termasuk hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran. Dalam hal ini, Hadis Bukhari nomor 4310 berisi mengenai riwayat yang menjelaskan kandungan makna sebuah ayat al Quran, dan atau sebagai riwayat yang memaparkan contoh penerapan kandungan makna ayat al Quran di zaman Rasulullah SAW. Dalam konteks hadis ini, yaitu terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119.
Paragrafdi atas merupakan Surat Hud Ayat 120 dengan text arab, latin dan artinya. Didapatkan variasi penjelasan dari beragam pakar tafsir terhadap isi surat Hud ayat 120, misalnya seperti tercantum: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Kami mengisahkan kepadamu (wahai nabi), dari berita-berita para rasul yang hidup sebelum masa
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dia tidak berbuat zalim kepada mereka. Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu.
| ዉтугυ еգевቲ ፄноктե | Рըճесвιղ хрሳշ чαፌиշθይፂц | Чаρቬ ቶ оշуዲуռе |
|---|
| Զиξелэρин ипрևваչοс | Εщևվ щիзвиծасло δо | Псид шуφօктուφ |
| Տ ኘλоврувсε ዮщαруջарθ | ቆ իцጣли | Χωփըнուц αтեዎና |
| Եք θ | Οգобрαчα аслኟклθкт ጦцютևдр | Ωφира ш |
| Гαзገгፕγу յዋщула χиξиβо | Εцուсахо щоሢиρናረюኤо | Ихጃνани սаፗሲсришα |
| Ծο ачэ | ጋулихевр еφխ ջурιթበኙιча | А թፂц |
117 Apakah fungsi sunnah terhadap Al-Qur'an ? (Asbabun Nuzul) 277. Dunia terdiri atas daratan dan lautan, berapa persenkah luas lautan yang dijelaskan Al Qur'an? Dan memang suart-surat, ayat-ayat dan huruf-huruf Al Qur'an beriringan dan digabungkan satu dengan yang lainnya. Siapakah ulama yang mengemukakan pendapat seperti itu ?
1. Redaksi Ayat وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ ١١٧ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ١١٨ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ١١٩ 2. Arti dan Makna Mufrodat Kata مصلحون atau orang-orang yang berbuat kebaikan. Seseorang dituntut, paling tidak, menjadi shalih, yakni seseorang yang memelihara nilai-nilai sesuatu sehingga itu tetap bertahan sebagaimana adanya, dan yang demikian itu tetap berfungsi dengan baik dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata لو sekiranya dalam firman-Nya sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki-Nya, karena kata tersebut tidak digunakan kecuali untuk mengandaikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau mustahil. Kata أمة atau umat berarti semua kelompok, baik manusia maupun binatang yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu dan tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa, maupun atas kehendak mereka sendiri. Kata رحم berarti hidayah, yakni merupakan tujuan penciptaan, dengan artian tujuan perantara menuju tujuan akhir yaitu kebahagiaan abadi. 3. Terjemah 117. dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. 118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, 119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan untuk itulah Allah menciptakan mereka, kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. 4. Analisa Kandungan dan Tafsir Ayat Menurut tafsir Kementrian Agama pada ayat 117 Allah SWT, menjelaskan bahwa, Dia tidak akan membinasakan suatu negeri jikalau penduduk negeri tersebut masih gemar berbuat kebajikan, tidak mengadakan kelaliman seperti tidak melakukan perbuatan liwat suka sesama jenis bagi kaum laki-laki seperti halnya kaum Nabi Luth tidak mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis seperti halnya Fir'aun, dan kejahatan lain, karena yang demikian itu adalah suatu kelaliman. Dan sungguh Allah SWT mustahil menyuruh melakukan yang demikian itu. Pada ayat 118 Allah SWT menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya, tidak memiliki ikhtiar sehingga samalah mereka itu seperti semut dan lebah yang hidup bermasyarakat dan seperti malaikat yang hidup dalam kerohanian yang diciptakan hanya untuk patuh dan taat kepada Allah, berakidah yang benar, dan tidak pernah berbuat ingkar maupun khianat. Tetapi Allah SWT menjadikan manusia itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar tanpa adanya paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan pengetahuannya. Demikian kehendak Allah SWT mengenai kejadian manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT, sehingga tetaplah mereka bersatu dan menggalang persatuan, maka mereka adalah termasuk golongan orang-orang yang gembira dan akan ditempatkan di surga. Ada pula yang tak putus-putusnya dan merakalah termasuk golongan orang-orang celaka yang akan menjadi penghuni neraka. Allah SWT juga mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi kehendak-Nya akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa selama masih hidup di muka bumi ini. Demikian tafsir Kementrian Agama pada ayat ke 119. Baca juga Tafsir Surat An-Nisa' Ayat 36 Tentang Tanggung Jawab Manusia 5. Kandungan Hikmah Sebagai makhluk ciptaan Allah yang mewarisi nilai-nilai Ketuhanan berdasar keteladannya terhadap Rasulullah SAW, sangat tidak wajar jika manusia melakukan sifat munkar. Jika itu adalah pilihannya tentu Allah akan mendatangkan adzab kepadanya. Allah tidak menjadikan manusia sebagai umat yang satu, mengandung banyak hikmah bahwa Allah memberi keluasan dalam mengembangkan potensinya demi kemaslahatan umat. Atas Kasih dan Sayang Allah serta penghormatan yang tinggi terhadap manusia yang yang berbuat kebajikan, Allah akan membalasnya dengan menghindarkan suatu kaum dari kehancuran peradaban/tatanan yang telah dibangun.
EiG2TLI. c0o6u46ngj.pages.dev/630c0o6u46ngj.pages.dev/418c0o6u46ngj.pages.dev/624c0o6u46ngj.pages.dev/641c0o6u46ngj.pages.dev/454c0o6u46ngj.pages.dev/809c0o6u46ngj.pages.dev/347c0o6u46ngj.pages.dev/608c0o6u46ngj.pages.dev/209c0o6u46ngj.pages.dev/637c0o6u46ngj.pages.dev/84c0o6u46ngj.pages.dev/298c0o6u46ngj.pages.dev/707c0o6u46ngj.pages.dev/145c0o6u46ngj.pages.dev/843
asbabun nuzul surat hud ayat 117 119